Siapa yang tak kenal Pak Giarto? Sosok dosen Politeknik STTT Bandung yang terkenal tegas dan memiliki komitmen tinggi dalam menunaikan tugasnya sebagai seorang pendidik. Tak ada ruang bagi mahasiswa yang terlambat masuk kelas, menitip absen atau abai terhadap tugas-tugas yang diberikan pada setiap mata kuliah yang diampunya. Bukan tanpa alasan, hal ini merupakan upaya beliau untuk membentuk karakter mahasiswa yang bertanggung jawab, mandiri dan berkepribadian mantap, baik sebagai individu maupun mahluk sosial.

Apa yang dilakukan oleh Pak Giarto ini sejatinya adalah penerapan dari nilai-nilai integritas, terutama integritas akademik yang lekat dengan peran beliau sebagai seorang dosen, dimana integritas akademik dimaknai sebagai prinsip-prinsip moral yang diterapkan dalam lingkungan akademik terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai kejujuran, kepercayaan, keadilan, rasa hormat, tanggung jawab dan keberanian. Bekal nilai integritas bagi mahasiswa yang diupayakan Pak Giarto ini kelak diharapkan bisa mencegah mahasiswa untuk melakukan tindakan tidak jujur yang merupakan pelanggaran akademik seperti tindakan curang, menitip absen, plagiarisme atau bahkan mengubah data penelitian. Lebih jauh, bekal nilai integritas dalam diri mahasiswa akan berguna ketika mereka kelak terjun di dunia kerja.

Pak Giarto, A.T., M.Si., dilahirkan 56 tahun yang lalu di kota Bandung. Perjalanan karirnya sebagai PNS dimulai sejak tahun 1986 sebagai teknisi di laboratorium Pertenunan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Latar belakang Pendidikan di SMK mendekatkannya dengan dunia keteknikan, khususnya teknologi permesinan tekstil. Pada tahun 1993 beliau melanjutkan studi Pendidikan tinggi jenjang Diploma 4 dan lulus sebagai Ahli Tekstil pada tahun 1997. Tupoksi sebagai seorang teknisi laboratorium Pendidikan memberinya kesempatan untuk turut terlibat aktif dalam proses pembelajaran mahasiswa. Mulai dari melayani kebutuhan praktikum mahasiswa, penyiapan alat dan bahan, mendampingi mahasiswa saat mengoperasikan mesin hingga memberikan pengarahan pra-praktikum.

Passion sebagai seorang pendidik pun tumbuh dan tertanam semakin kuat. Setelah menyelesaikan studi Magister di Universitas Indonesia pada tahun 2005, Pak Giarto beralih ke jabatan fungsional dosen dan memulai karir akademiknya mulai dari Kepala Laboratorium, Sekretaris Jurusan, Kepala BAAK hingga puncak karirnya sebagai Pembantu Direktur III Bidang Kemahasiswaan pada periode 2015-2019. Di masa jabatannya sebagai Pudir III, beliau mampu menghimpun dana beasiswa bagi mahasiswa Politeknik STTT Bandung dari berbagai sumber hingga mencapai angka lebih dari 700 juta rupiah. Hal ini membuktikan bahwa di balik sikapnya yang tegas, beliau adalah pribadi yang memiliki empati dan peduli terhadap lingkungan terdekatnya. Kebijakannya berbuah manfaat bagi ratusan mahasiswa penerima bantuan biaya pendidikan dari internal kampus Politeknik STTT Bandung. Pada masa kepemimpinan beliau juga jejaring kemitraan Politeknik STTT Bandung dengan mitra strategis mulai diabadikan dalam bentuk plat logo perusahaan yang terpampang di bagian depan Gedung C kampus Politeknik STTT Bandung.

Spesialiasasi bidang keilmuan Pak Giarto terasah dan matang melalui kelompok keahlian Teknologi Pertenunan dan dapat terlihat dari sejumlah karya ilmiah yang dihasilkannya. Salah satunya adalah menterjemahkan buku teks Handbook of Weaving yang ditulis oleh Sabit Adanur, seorang ahli polimer, komposit dan teknologi tekstil dari Auburn University, Amerika Serikat. Buku yang diterjemahkan oleh beliau pada tahun 2009 ini dipergunakan sebagai buku pegangan wajib bagi mahasiswa Politeknik STTT Bandung, bahkan menjadi referensi bagi praktisi di industri tekstil Indonesia. Kompetensinya di bidang pertenunan juga berkontribusi besar terhadap pembangunan kompetensi SDM Industri di Indonesia. Beliau adalah salah satu konseptor SKKNI (Standar Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia) pada bidang pertenunan untuk berbagai jenjang kompetensi. Selain itu, beliau juga aktif sebagai Lead Asesor dan pengurus pada Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Tekstil. Hal lain yang menarik dari beliau adalah minat dan ketertarikan yang tinggi terhadap transformasi tenun tradisional. Pribadi yang akrab dengan panggilan Mas Giarto ini seringkali berperan sebagai instruktur dalam berbagai pelatihan bagi IKM tekstil tradisional. Saat ini beliau tengah menggarap proyek penelitian pengembangan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) agar lebih mudah dioperasikan dan memiliki unjuk kerja yang lebih efisien.

Dari Pak Giarto kita dapat melihat integritas dalam profesionalisme seorang dosen. Menilik definisinya, integritas dalam profesionalisme adalah kualitas dan prinsip moral di dalam diri seseorang yang dilakukan secara konsisten, yang merujuk pada suatu kepribadian pekerja yang mengedepankan nilai moral (jujur), disiplin, dan bertanggungjawab. Dapat dikatakan bahwa seorang pekerja dianggap berintegritas manakala ia mempunyai karakter jujur, memiliki komitmen, menghargai waktu, memiliki prinsip dan nilai-nilai hidup dan termotivasi untuk menuntaskan beban tugas. Dari apa yang telah dipaparkan diatas, Pak Giarto sejatinya telah mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam menjalankan profesinya.

Dari Pak Giarto kita belajar arti komitmen dan integritas. Dari beliau juga kita belajar arti profesional, mendarmabaktikan ilmu pengetahuan menjadi sebuah karya nyata di tengah-tengah masyarakat. Beliau juga contoh seorang pribadi yang mampu mengkonversi niat baik dalam diri menjadi sebuah kebijakan yang berpihak pada kepentingan orang banyak. Terus lah berkarya Pak Giarto….jejak integritasmu akan menjadi inspirasi bagi kami generasi penerusmu. We thank you!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X