KM-Politeknik STTT Bandung mengadakan pertemuan dengan Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil (AKATEKS) Surakarta. Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Sutera, Politeknik STTT Bandung pada hari Minggu (18/2/2020). Pertemuan ini diahdiri oleh perwakilan mahasiswa AKATEKS Surakarta yang diwakili oleh UKM Keilmuan dengan MPM KM-Politeknik STTT Bandung. MPM KM-Politeknik STTT juga mengundang perwakilan manajemen Politeknik STTT Bandung, BEM, Himatteks, dan Himakit.

Ketua Komisi 3 Afaf Tri Widiyaningsih menjelaskan, pertemuan ini bertujuan untuk sharing informasi terkait student goverment di kampus masing-masing. AKATEKS Surakarta dan Politeknik STTT Bandung saling memberi informasi tentang birokrasi organisasi kemahasiswaan. Kunjungan dari AKATEKS Surakarta ini dimaksudkan untuk mempererat tali silaturahmi antara mahasiswa AKATEKS Surakarta dengan mahasiswa Politeknik STTT Bandung.

“Kami saling bertukar informasi dan diskusi terkait permasalahan dual system dan solusinya untuk organisasi kemahasiswaan. Selain itu, kami juga membahas tentang perumusan Forum Mahasiswa Tekstil Indonesia” ujar Afaf.

Dia mengatakan bahwa perintisan forum ini merupakan diskusi panjang antar mahasiswa tekstil terkait problematika tekstil yang sudah lama menjadi perbincangan di media. Forum Mahasiswa Tekstil Indonesia ini berfokus pada 3 aspek dibidang tekstil yakni teknologi tekstil, kebijakan pemerintah mengenai tekstil dan industri tekstil.

“Yang tergabung ke dalam Forum Mahasiswa Tekstil Indonesia ini adalah organisasi mahasiswa yang menekuni dibidang tekstil. Sejauh ini ada 15 kampus yang siap untuk bergabung dengan forum ini. Jawa barat sendiri sudah 10 kampus yang siap bergabung. AKATEKS Surakarta dan Politeknik STTT Bandung akan menjaring kampus yang menekuni dibidang tekstil” ujar Afaf.

Ketua Pelaksana Kunjungan Studi KM-Politeknik STTT Bandung Ayatullah Erfansia berharap, dengan adanya Forum Mahasiswa Tekstil Indonesia, mahasiswa mengetahui permasalahan-permasalahan seputar teksti dan dapat mengkritisinya. Forum ini juga diharapkan menghadirkan solusi tentang kesejahteraan buruh tekstil, ketertinggalan teknologi tekstil, kebijakan impor dan ekspor tentang tekstil yang berimbas pada perekonomian Indonesia, dan penguat produk lokal di ruang lingkup tekstil.

“Forum ini perlu bekerjasama dengan organisasi tekstil seperti Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Ikatan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (Ikatsi), industri tekstil, pelaku usaha UMKM tekstil dan instansi pemerintah seperti Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan” papar Erfan.

Erfan berharap, dengan dihadirkannya forum ini akan timbul pemikiran kritis untuk menaikkan perekonomian nasional terkhususkan di bidang tekstil. Selain itu, forum akan ini menjadi media kampanye penggunaan produk lokal yang nantinya kita pasarkan secara masif.

Penulis: Hisyam Asyar’i – Staf Komisi 2 MPM KM-Politeknik STTT Bandung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X