Politeknik STTT Bandung berpartisipasi dalam acara Muslim Fashion Festival 2021 pada show parade yang digelar Sabtu, 1 Mei 2021. Acara ini merupakan sebuah kesempatan bagi Politeknik STTT Bandung jurusan Fashion Design untuk menampilkan karya-karya terbaik mereka ke publik. Di acara Muslim Fashion Festival tahun ini, Politeknik STTT Bandung dengan bangga mempersembahkan enam calon desainer muda berbakat yang akan memamerkan karya dari proyek studi mereka. Masing-masing desainer ini memiliki cara yang unik untuk menafsirkan gagasan dan mengembangkan konsep mereka. Karya-karya terbaik dari keenam desainer kali ini secara luar biasa dihadirkan dalam show parade bertema “CONTRADICTION” yang didasari pada Trend Forecasting Indonesia 2021/2022 “New Beginning”. Tema tersebut terinspirasi dari fashion kontradiktif wanita yang pada masing-masing pribadinya memiliki kekuatan serta ketangguhan yang terpancar. Koleksi ini akan menampilkan sebuah konsep kontradiksi yang jika berkolaborasi dapat menjadi kesatuan energi yang baik.

Aish Dwie Nathasya membawakan busana yang terinspirasi dari sub tema Exploration -Techno Adventure. Busana ini terinspirasi dari konsep high-technology yang dituangkan pada motif digital printing microchip dan textile manufacturing-waterproof fabric serta kombinasi penggunaan teknik pleats.

Tannya Salsabila Savanna membawakan busana yang juga terimspirasi dari sub tema Exploration – Techno Adventure & Paranoid. Busana ini terinspirasi dari anglerfish pada bawah laut. Busana ini memiliki potongan multifunction. Material yang digunakan adalah kain taslan, kain net dan kain bermotif marble abstrak gelombang air. Motif marble yang dihasilkan dibuat dengan teknik suminagashi menggunakan cat akrilik.

Kania Nur T. membawakan busana dengan inspirasi sub tema essentiality. Gaya busana yang minimalist energetic dengan cutting boxy dan menggunakan warna neutral. Berangkat dari gaya hidup seimbang dan kepedulian terhadap keberlangsungan hidup makhluk di bumi menjadi insprirasi pemilihan aksen motif line art gajah dengan teknik pembuatan sulam lekat benang pada busana.

Tsania Haniifah menampilkan busana yang terinspirasi dari Dolce & Gabbana Fall 2019 Ready-To-Wear Collection dengan mengangkat sub tema Exploitation. Busana ini mengambil keyword Hyperbolic, Egocentric. Pita besar pada leher, lengan balon bermanset tinggi dan bagian bawah dress yang menggembung, lalu ditunjang dengan kain lace dan kain printing motif agar semakin memunculkan kesan Hyperbola dan Egocentric. Kain printing motif berbahan rayon merepresentasikan tentang keharusan manusia untuk bertanggung jawab pada lingkungan.

Erviana Indriani menciptakan sebuah karya dengan tema Wild Tropical yang terinspirasi dari sub tema Exploitation, berusaha menekankan pada style bold, exanggerate, dan motif printing. Warna palet bold khususnya deep color seperti hijau army, cokelat, kuning memberikan pengaruh busana yang dinamis, energik dan memberikan kesan kuat. Motif busana terinspirasi flora yang bernama Bird of Paradise. Penggunaan material bahan baby canvas peach dan cotton eco twill. Bagian cuff, kerah dan plaket bermotif floral serta rok dihias dengan 3 ruffles bermotif.

Nuril Aini Wanodya Mega membawakan busana yang terinspirasi dari sub tema exploitation yang memiliki tampilan maksimal, hiperbolis, serba menonjol, dominan, dengan warna- warna earth tone dan dipadukan dengan wild motif. Judul yang diberikan pada busana ini adalah “Egocentrican” memberikan kesan hiperbola dan mendominasi yang diwakilkan dengan bentuk sabuk yang menonjol dan berani pada pinggang, rok oversize dengan siluet A- line, dan teknik draperi pada bagian badan depan atas. mensisipkan sedikit wild motif pada lengan dengan teknik printing dan busana dengan bahan rayon agar ramah lingkungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X