STTĀ Tekstil 1978 - Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil

Menteri Perindustrian menerbitkan Keputusan Nomor 175 Tahun 1978 yang menyatakan bahwa ITT dikembangkan menjadi dua institusi, yaitu Bali Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Tekstil (BBT) dan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STT Tekstil) yang secara administratif keduanya terpisah dan mandiri.

Setelah masa tugas Mayor Jenderal (Purn) KPH H. Soerjosoejarso berakhir, pimpinan STT Tekstil diteruskan oleh Soemarno, M.Sc untuk masa jabatan 1986-1989. Magister ilmu tekstil lulusan New South Wales University Australia ini adalah orang lama yang telah menekuni pengelolaan pendidikan tekstil sejak PTIT didirikan tahun 1964 sebagai Administrator Pendidikan. Beliau pun banyak terlibat dalam pengelolaan dan pengembangan pendidikan tinggi tekstil saat mengabdi di ITT.

Pada akhir 1989, Wagimun, S.Teks, lulusan ITT, menggantikan posisinya dan menjabat pimpinan STT Tekstil kurang lebih sembilan tahun hingga 1998. Kepemimpinannya merupakan pionir bagi alumni ITT dalam memimpin almamaternya. Namun begitu, jabatan pimpinan STT Tekstil adalah jabatan rangkap karena jabatan utamanya adalah Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Tekstil. Berdirinya Gedung Manunggal menjadi bagian penting dalam masa kepemimpinan Wagimun.

Era baru kepemimpinan STT Tekstil dimulai pada tahun 1998 dengan diangkatnya Ir. Abdul Ghani (1998-2002) sebagai Ketua STT tekstil berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor: 42/MPP/Kep/1/1998 tanggal 26 Januari 1998. Pengangkatan Ir. Abdu Ghani, alumnus ITB, sekaligus menjadi jawaban atas keterbukaan STT Tekstil bagi orang di luar alumni untuk memimpin STT Tekstil. Sejak saat itu, kempemimpinan STT Tekstil berstatus mandiri dan bukan jabatan rangkap lagi seperti sebelumnya.

X
obctop pisangbet